Serial Pacaran setelah Menikah : seperti Langit dan Bumi


Seperti langit dan bumi yang saling menutupi. Mereka jauh. Berjarak. Bahkan berbeda tabiat. Namun mereka saling menatap, saling menutupi, saling melengkapi. Sejak kecelakaan mobil merenggut kekuatan fisik Rama lima tahun yang lalu, kekuatan jiwa nyapun ikut goyah. Lima tahun adalah waktu yang cukup panjang meniti kesabaran dalam derita pemulihan bekas kecelakaan mobil yang menjadikan kedua kaki Rama harus dipasang pen, dan tidak bisa berjalan normal. Boro-boro memikirkan jodoh di usianya yang memang sudah matang, kuliahnya saja harus terjeda, perasaannya hancur tak menentu. Masa depan, apa itu? Sulit sekali membayangkan masa depan di saat semua teman-temannya sedang asyik menikmati masa muda, merangkai mimpi-mimpi dan jalinan kasih dengan wanita pujaan hati. Meski, di usianya yang sudah bukan kepala 2 lagi, tawaran wanita untuk pendamping hidupnya mulai berdatangan dari sana dan sini, dari orang tua, kakak adik, juga kerabat.

"Apa ada, perempuan yang mau sama saya?" 
ujar Rama pada Adi, salah satu teman satu kostnya sewaktu kuliah yang usianya terpaut beberapa tahun, Adi lebih senior dari Rama. Salah satu hal yang menjadikan kedekatan mereka adalah, karena mereka berasal dari satu daerah. 

Rama mengenal Adi sebagai sosok yang tekun, gigih menempuh pendidikannya. Tidak lain karena perjuangan Adi hingga sampai ke bangku kuliah tidaklah main-main. Adi, tidak seperti kawan-kawan Rama yang lain, bisa mengenyam bangku kuliah karena mendapat biaya dari orang tua mereka. Adi, bahkan untuk bisa SMP, SMA pun harus rela membanting tulang untuk membiayai pendidikannya. Orang tua Adi sepasang petani sederhana dengan jumlah anak yang terbilang banyak, jika ditambah dengan kedua orang tua, menjadi satu kesebelasan sepak bola. Orang tua Adi hanya sanggup membiayai Adi hingga lulus SD, itu sudah sangat beruntung. Kakak Adi, terlebih dahulu memberikan contoh pada adik-adiknya untuk berjuang meraih impian pendidikan tinggi. Kakak Adi dan istrinya, bahkan rela menjadi penjual keliling, agar bisa menyelesaikan bangku kuliah hingga akhirnya dengan predikat S1 tersebut, kakak Adi dan istrinya bisa menjadi guru. Adi mengikuti jejak kakaknya ke kota pelajar. Mencari peruntungan di sana, dengan pertama-tama ikut menumpang di rumah kakaknya. Meski hubungan mereka kakak adik, Adi anak kelima, namun, kerasnya kehidupan menjadikan kakaknya juga bersikap keras dan menerapkan gemblengan pada adik-adiknya yang menumpang di rumahnya. Semua adik-adik yang menumpang di rumahnya, haruslah bersedia mengurus keperluan rumah tangga keluarga kakaknya, mulai dari mencuci piring, pakaian, membersihkan rumah, mengemas barang dagangan yang akan dijual dan sebagainya. 
Setahun bersama kakaknya, rupanya sudah cukup bagi Adi menemukan mencari relasi dan koneksi yang bisa membuat Adi keluar dari pekerjaan 'babu' di rumah kakaknya. Adi bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih bermartabat bagi anak kuliahan, seperti mengisi bimbel, jual beli buku-buku teks dan sebagainya. Sehingga dengan uang tersebut, Adi sudah bisa menyewa kost sendiri, dan membiayai kuliahnya yang separuhnya ditanggung beasiswa karena prestasinya.
Keseharian Adi adalah seputar perpustakaan, tempat bimbel dan toko buku. Hal ini yang membuat sosok Adi benar-benar berbeda di mata Rama dibandingkan teman-temannya yang lain.
Rama, sudah lebih beruntung dari Adi. Akademiknya pas-pasan. Namun orang tuanya cukup mampu membiayai pendidikan anak-anaknya yang juga tidak bisa disebut sedikit. Orang tua Rama adalah pengusaha yang cukup terkenal di kampungnya. Beberapa gedung toko telah sah atas nama orang tuanya. Tidak sulit mewujudkan pendidikan tinggi untuk semua anak-anaknya. Meski di sisi lain, kemudahan itu tidak selalu membanggakan. Dua orang adik Rama, bahkan tidak bisa menyelesaikan bangku kuliah, karena sering bolos kuliah. Yang satu, sering keluyuran. Yang satunya lagi, sibuk pacaran dengan anak pejabat. 
Selepas lima tahun berhenti kuliah, Rama kembali ke kampusnya untuk melanjutkan tahun terakhir penyelesaian skripsinya yang tertunda karena pemulihan kecelakaan selama lima tahun. Di kota pelajar itu, dia masih bisa kembali ke kost lamanya, dan masih ada Adi di sana. Namun, Adi sedang melanjutkan kuliah S2nya sembari berprofesi sebagai asisten dosen, saat itu.
Rama sangat bersyukur masih bisa bertemu kembali dengan Adi, setidaknya penyemangat hidupnya masih ada bersamanya.

"Tak perlu pesimis seperti itu," jawab Adi mendengar curhatan Rama,"Masih ada perempuan yang mau sama kamu, apalagi kamu ini orangnya unik. Baik, humoris, juga bisa berpuisi kayak pujangga. Lah, saya cuman taunya study oriented aja. Malah saya mikir juga, ada nggak ya perempuan yang mau sama saya yang tiap hari kerjanya cuma kerja keras. Apa istri saya nanti nggak cemburu sama kerjaan saya."

"Apa ada, jaman sekarang, perempuan yang mau hidup susah? Saya cuma ingin perempuan yang mau menerima saya apa adanya. Perempuan yang mau diajak hidup susah. Bukan hanya susah harta, fisik saya saja sudah seperti ini,"  jelas Rama





Komentar

Postingan Populer