Mempersiapkan Diri pada Tujuan Akhir

Masih dengan topik tentang kata 'siap'

Namun, kali ini, tentang kesiapan untuk sesuatu yang kita sering merasa jauh, bahkan jika bisa, menghindar darinya, padahal, kenyataannya sesuatu ini sangaaat dekat. 

Rasa cinta kita pada dunia, menjadikan kita takut menghadapinya


Padahal khalifah Al Fatih, penakluk Konstatinopel sudah mencontohkan pada kita, bagaimana beliau menjadikan kematian sebagai tadzkiroh setiap saat. Beliau menggunakan kain kafan, sebagai sorban yang dipakainya setiap hari. 

Saat ini, pengingat-pengingat tentang kematian hampir setiap hari bermunculan.

Pandemi covid cukup menjadi pengingat. Menjadi wasilah beberapa keluarga, teman, tokoh-tokoh untuk berpulang ke rahmatullah. Hampir setiap hari berdatangan pesan, "Innalillahi wa innailaihi raaji'un"

Tidak tua, muda. Tidak yang sakit lama, tapi juga mendadak. Tidak jauh, tapi juga dekat. 

Ya! Apakah kita sudah siap dengan kata itu? Kematian?

Benarkah hidup kita sudah selesai, seperti apa yang dikatakan oleh salah seorang ustadz, "selesaikan hidup ini?"

Bagaimana agar kita tidak merasa takut, tidak merasa bersedih hati, dengan datangnya masa yang tidak bisa kita duga tersebut?

Bagaimana kita mempersiapkan diri menghadapinya?

Bagaimana kita bisa memantaskan diri agar menjadi orang-orang yang justru merindukan kematian sebagai gerbang pertemuan dengan Rabbnya?

Duuuh diri...

Ya Rabb. Hanya kepadaMu, kami meminta petunjuk jalan yang lurus, jalan yang Engkau anugerahi nikmat. 



Komentar

Postingan Populer