Serial Pacaran Setelah Menikah : Seperti Langit dan Bumi

cerita sebelumnya

Sejak Adi dan Sri menikah, Adi tentunya memilih meninggalkan kostnya dan tinggal di sebuah kontrakan kecil yang tidak terlalu jauh dari kampus tempat Adi mengajar. Sri, yang selama ini lebih sering dipingit orang tuanya, ternyata memiliki banyak skill kewanitaan, mulai dari memasak, menjahit baju, memotong rambut, sampai membuat berbagai barang kerajinan. Rupanya orang tuanya memang memfasilitasi bakat Sri yang memang diturunkan secara genetik, dengan perlengkapan di rumahnya.

Rama, sepeninggal Adi, akhirnya bisa menuntaskan kuliahnya yang sempat tertunda beberapa tahun. Berpose mengenakan toga, membawa ijazah, adalah impian yang paling ia nantikan sebagai bukti kebanggaan kedua orang tuanya. Di kala itu, seorang bisa lulus sarjana saja sudah sangat keren. Orang tua di kampung, mengadakan syukuran mengundang para tentangga untuk merayakan hal tersebut. Meski, Rama, bukanlah orang yang suka dengan keramaian. Terlebih sejak musibah kecelakaan menimpanya, ia memang lebih banyak menutup diri. Serta menghindar dari pertanyaan orang-orang tentang status dirinya. Biasanya setelah lulus, orang akan menanyakan, "bekerja di mana? kapan menikah?" dan sebagainya. 

Untuk urusan bekerja, Rama tidak terlalu rendah hati. Selain dengan titel S1nya, dia sebenarnya punya bakat lain yang sangat berharga, kemampuannya menulis dan berpuitis. Beberapa kali Rama iseng mengirimkan naskah cerita, yang salah satunya menceritakan perjalanan hidupnya 'tidak mulusnya' sebagai mahasiswa, dan dia mendapat hadiah mesin ketik atas ceritanya itu. Yang kemudian menjadikan Rama semakin gemar menulis, tanpa harus menulis dengan tangan, atau meminjam mesin ketik di kampus. 

Namun, untuk urusan jodoh, Rama hanya bisa pasrah. Seharusnya memang, jika Rama lulus cepat, tanpa besi kecil

menancap di kakinya, yang membuat jalannya tidak seperti orang normal, sudah banyak yang menunggu dipinang. Terlebih, usaha orang tuanya saat itu sedang naik daun, maka Rama dan saudara-saudaranya sudah jelas punya nilai di tengah masyarakat. Mungkin, di luaran sana, ada juga gadis-gadis yang tertarik dengan status Rama. Justru itulah yang menjadi hambatan bagi Rama.

Dia menikah, tentu ingin menjadi kepala keluarga. Bagaimana jika ia menikah dengan wanita yang niatnya mengejar kekayaan orang tuanya? Bagaimana jika ia menikah dengan wanita yang tidak bisa memahami dengan kondisi fisiknya yang tidak senormal laki-laki lain? 

Sedangkan Rama tidak ingin mendompleng kejayaan orang tuanya, dan Rama ingin, seorang wanita yang menerimanya apa adanya, dan justru dimulai dari kelemahannya.

Hingga dalam acara syukuran wisuda di rumahnya, Rama dipertemukan dengan salah satu pelanggan setia orang tuanya, mbah Jumi.

"Alhamdulillah nak Rama sudah rampung sekolahnya. Habis dapet kerja, cepet-cepet cari jodoh, biar makin lengkap hidupnya. Ada yang ngeladenin nak Rama. Apalagi kan nak Rama baru aja sembuh,"

Mbah Jum ini salah seorang pelanggan yang nyaman diajak curhat.

"Iya, mbah, doakan aja. Rama nggak susah kok, mbah. Rama nggak nyari yang cantik, yang kaya. Rama cuma mau orang yang menerima Rama apa adanya dan mau walopun hidup susah, itu aja mbah,"

Mbah Jum terdiam sejenak. Berpikir. Lalu, mengangguk-angguk. Mbah Jum benar-benar tidak menduga kalau anak seorang pengusaha yang berkecukupan, sarjana, justru mengambil pilihan sesederhana itu. Namun, barang kali itulah titik nadzir yang akan mempertemukan Rama dengan belahan jiwanya. Betapa banyak kisah, seorang yang menunggu jodohnya sekian lama, karena menantikan seseorang dengan kriteria yang tinggi, yang membuatnya jauh dari jodoh yang sudah disiapkan Allah. Kemudian, ketika ia menurunkan kriterianya dengan sepenuh kepasrahan, barulah ia dipertemukan dengan tambatan jiwanya. 

"Nak Rama, coba dateng ke rumah mbah Jum besok pagi ya. Mbah Jum mau ngenalin nak Rama sama keponakan mbah. Dia kuliah juga seperti Rama, tapi kebetulan, sedang libur dulu, kuliahnya." Mbah Jum menawarkan, dengan sangat yakin, seolah menemukan apa yang selama ini ia cari. 

bersambung



Komentar

Siapakah ponakan Mbah Jum itu... To be continue

Postingan Populer