Muhasabah 8 Nov 14

Berjalanku menyusuri kesunyian… Sehingga sampailah aku berjumpa dengan seseorang Ianya terlihat kumal, kusam, lelah, lagi bermuram durja Makin mendekat makin kutatap wajahnya Oh, ternyata ia adalah… Ia adalah diriku? Wahai siapakah engkau yang menyerupai diriku? Inginku berteriak, namun lidahku tercekat Hingga ia pun berucap, Aku adalah hatimu, yang tlah kau tinggalkan di sudut gelap kamarmu? Yang tlah kau terlantarkan tanpa pedulimu sedikitpun Kau lalaikan dan sengaja kau lupakan Demi duniamu yang penuh hiruk pikuk dan angan-angan Namun akhirnya kau datang juga padaku, Saat engkau merasakan kegundahan, kelelahan Engkau mengemis memintaku kembali padamu… Maka hari ini aku ingin membisikkan padamu wahai diri…

Bagaimanakah bisa engkau berteriak, “aku lelah!!! Lelah dengan semua ini?” Padahal lelah itu membahagiakan Bila kita berada di jalanNya, jalan kebenaran Bagaimana engkau berkata, “aku lelah!!! Lelah dengan semua ini?” Padahal lelah itu membahagiakan Bila kita melangkah bersama orang-orang yang percaya bahwa, Akan ada jatah syurga yang lebih besar bai mereka yang berjuang Berkorban lebih besar Bersabar lebih besar Bekerja lebih keras Cerdas dan ikhlas Padahal lelah itu menjadi ibadah, bila kita berlelah dalam meraih jannahNya

Mereka yang menyimpang dari jalanNya Nampak di mata kita, bersenang dalam kelalaiannya, Tidakkah engkau tahu, mereka sedang menempuh jalan menuju kehancuran?

Wahai diri, andai kau tahu, Jalan mudah yang sudah disiapkanNya untukmu, Adalah jalan yang menuju pada hidayah Nya yang terang benderang Meski lelah, namun kebahagiaan adalah balasanNya Maka mengapakah engkau justru lari kepada jalan yang lain? Yang padanya engkau setapak demi setapak menuju kehancuran?

Wahai diri, lihatlah dirimu saat pagi membuka matamu, Sudahkah engkau syukuri nikmat hidup kepadaNya yang melelapkanmu dalam lelahmu menjagamu dalam tidurmu membangunkanmu sementara ia tidak pernah tidur sudahkah engkau mengucap syukur padaNya yang kembali menghidupkanmu setelah sejanak mematikanmu?

Menjumpai orang tuamu yang telah berjerih berpayah berpeluh untukmu Namun tiada pernah mengeluh padamu Karena harapan mereka yang besar padamu, sejak mereka melihat mata-mata kecilmu terbuka melihat dunia ini? Sembari memohon padaNya, akan kebaikan dan selalu kebaikan untukmu? Meski terkadang engkau salah menafsirkannya? Bahkan sering kali justru engkau menuntut sesuatu yang lebih besar lagi pada mereka? Keinginanmu yang belum bisa mereka penuhi, yang membuat mereka menangis tanpa air mata, lagi membuat tidur mereka tak bisa lelap, karena memikirkan apa yang bisa mereka lakukan untuk memenuhi keinginanmu? Namun, sudahkah kita mengucap terima kasih pada mereka, sekali saja seumur hidup kita? Meski mereka tidak pernah mengharapkan ucapan terima kasih darimu… Mereka tidak akan pernah mengharapkan apapun darimu Selain hanya senyummu, kebahagiaanmu, kebaikan untukmu di dunia ini?

Saat mereka menginginkanmu menjadi anak yang cerdas, untuk siapa? Saat mereka menginginkanmu menjadi anak yang mushlih, untuk siapa? Saat mereka menginginkanmu menjadi anak yang shalihah, untuk siapa? Lebih banyak untuk kebaikanmu… Semua untuk kebaikanmu…

Maka sudahkah kita menyiapkan balasan terbaik kita untuk mereka? Balasan terbaik berupa doa-doa anak yang shalihah, karena doa-doa anak yang shalihah untuk orang tuanya tidak akan pernah putus

Kemudian lihatlah kawan-kawanmu, Sudahkah engkau memilihkan orang-orang terbaik untuk mewarnai harimu? Sudahkah engkau mengingatkan kawanmu ketika ia lalai? Sudahkan engkau mendengarnya ketika ia menasihatimu dalam kebaikan? Karena dunia, atau karena akhiratkah persahabatanmu? Taukah engkau, Mereka yang kini bersama-sama denganmu, menghabiskan waktu bersama, Kelak mereka juga akan kau jumpai di akhiratNya Maka sudahkah engkau memilih mereka yang kelak akan menarikmu ke syurgaNya? Ataukah engkau ragu bahwa kawanmu bisa saja menarikmu ke neraka?

Wahai diri, Tengoklah ke dalam hatimu Apakah yang terjadi padanya Apakah ia kotor, sakit, bahkan mati?

Masih ada waktu dan kesempatan yang Allah berikan Untuk membersihkannya, mengobatinya, bahkan menghidupkannya kembali Selagi ruh masih bersama jasad Ambillah kembali hatimu, damaikanlah ia di sisi Rabbmu, sebab di sanalah ia akan kembali hidup, kembali sehat, dan kembali bersih, di sisi Rabbmu

Komentar

Postingan Populer