Proses Kelahiranmu. . .

Dd cantiq nan shalihah qurota a'yun, anak ummi, anak abi dan adek di. Ummi sempatkan waktu di sela-sela istirahatmu, menulis cerita tentang proses kelahiranmu dan juga kakakmu.
Ceritanya menjadi lebih menarik ketika ada pembanding, walaupun bukan maksud ummi untuk membanding-bandingkan kalian. Kalian berdua adalah harta terindah ummi di dunia ini, dan semoga juga di akhirat kelak.
Setiap proses yang ummi lalui menjelang kelahiran kalian adalah peristiwa bersejarah dalam hidup ummi.
Saat-saat yang menyakitkan sekaligus membahagiakan. Sungguh luar biasa amanah yg dititipkan Allah kpd kaum Hawa. Sebagaimana juga kalian kelak akan mengalaminya, insyaAllah. Karenanya banyak-banyaklah bersyukur padaNya.
Sebenarnya tidak menjadi terlalu penting, dengan cara apa kalian lahir ke dunia ini. Karena bagi seorang ibu,
melihat wajah-wajah kalian hampir-hampir melupakan rasa sakit yang pernah dirasa.
Namun, bolehlah ummi sedikit bercerita tentang pengalaman ummi?
Anak pertama ummi, Di, lahir dengan proses persalinan spontan dg rangsangan pil dan infus. 11 hari sebelum HPL. Alasanmu dilahirkan dini adalah karena air ketuban tempatmu berenang-renang sudah merembes keluar. Padahal ummi sama sekali tidak merasakan mules-mules. Bahkan yang sering disebut orang sbg mules palsu pun juga tidak kebayang seperti apa rasanya. Sore itu ummi hanya berniat periksa kandungan, cek USG untuk mengetahui kondisi dan posisimu menjelang HPL. Namun, apa yang dikatakan dokter yang juga masih ada kerabat, benar-benar membuat ummi agak shock, gemetaran dan bingung. Apalagi saat itu abi tidak sedang bersama ummi untuk membantu mengambil keputusan. Kau harus segera dilahirkan! Begitu kata dokter. Malam itu ummi harus dirawat. Sementara mbah yang menemani ummi, ada pekerjaan yang harus dirampungkan malam itu. Mereka menawar jika besok saja kembali ke klinik. Tapi ummi justru merasa cemas sekaligus tak percaya, pengalaman melahirkan anak pertama yang harus tiba-tiba, dengan persiapan fisik dan mental seadanya, tanpa didampingi suami pula. Tapi kembali pada keyakinan, semua terjadi atas kehendakNya. Bismillah.
Bada Isya ummi putuskan berangkat ke klinik tempat ummi kontrol terakhir sorenya. Pertama kalinya masuk ruangan kamar perawatan paling ujung sebagai pasien. Meski dengan fasilitas TV, km dalem, kasur buat yg jaga, yg kesemuanya masih belum lama dibangun, tapi tetap saja, mendebarkan bagi ummi. Beberapa jam kemudian, ummi diberi pil entah apa namanya, belakangan ummi baru tau, itu pil perangsang mules dosis lemah. Setelah minum pil, mulai terasa mules hingga jam 11 malem, ummi dibawa ke ruang persalinan dg kursi roda. Jika ibu-ibu hamil yg lain, disarankan banyak jalan kaki untuk mempercepat proses kelahiran, ummi justru dilarang turun dari tempat tidur, karena ketuban pecah dan makin deras mengalir. Selanjutnya, bidan memasang infus yang katanya buat tambahan tenaga. Yang kemudian baru umi ketahui juga, adalah tambahan induksi. Sehingga makin tak tertahankan rasa mules akan melahirkan setiap beberapa menit. Pembukaan 8 umi sudah tidak tahan sementara jalan lahir belum terbuka sempurna. Bidan bertanya pada Ibu yg mendampingi saat itu, "gimana kalo digunting bu?"
atau dalam istilah medis namanya episotomi. Tujuannya untuk memperlebar jalan lahir. Permasalahan lain yang terjadi saat itu adalah Di terlilit tali pusar sehingga agak sulit untuk keluar. Umi yang masih awam dg hal2 tentang persalinan, akhirnya menyetujui saja usulan dari bidan. Alhamdulillah, kebahagiaan tiada tara mendengar tangisan bayi memecah keheningan dini hari. Meski harus menunggu kurang lebih dua jam di ruang persalinan untuk bisa menjumpai wajahmu yang umi rindukan.

Komentar

Postingan Populer