Rizki Tak Terduga : Apakah itu Hak Kami? Bag 2

Berharap dengan manusia, sebaiknya tidak, apalagi berharap pada sebuah bank, sebuah institusi, meskipun berlabel syari’ah. Intinya, berharaplah hanya kepada Allah swt. Itulah yang berkali-kali Ummi katakan, sebagai pengingatan buat diri sendiri, juga untuk abi, ketika kami mendapati jawaban dari pertanyaan kritis kami terhadap saldo yang tercatat di buku rekening abi. Setelah ditelusuri dengan jeli, jelaslah bahwa kemungkinan terbesar, saldo tersebut bukanlah hak kami. Seperti yang tertulis di buku rekening kami


3 Mei : debet x.xxx.000
3 Mei : credit x.xxx.000

Pada hari yang sama, uang yang telah kami ambil, tercatat sebagai pemasukan lagi, alias dianggap transaksi batal, padahal rupiah sudah di tangan kami. Artinya itu bukan hak kami, tapi milik bank, yang terjadi karena kesalahan sistem pencatatan.
Karena itulah, di tengah-tengah kesibukan yang menjerat kami, kami berupaya untuk mengurus tuntas kasus ini. Menempuh perjalanan sepanjang 20 km dari tempat tinggal kami sekaligus tempat kami bekerja. Meninggalkan sejenak, amanah yang bertubi-tubi tiada habisnya. Ijinkan kami untuk memangkas jam kerja kami, untuk mengurus kasus kami yang tidak ingin dipertanyakan lebih lanjut di pengadilan yang lebih besar di hadapan Rabb kami.
Bukan maksud kami menolak rizki, jika akhirnya kami justru complain pada pihak bank yang sebenarnya lebih tepat disebut menginformasikan. Karena memang, kami bermaksud menginformasikan pada pihak bank, atas terjadinya kesalahan system di ATM yang mengakibatkan sejumlah uang kami terima, namun, dalam buku rekening, dianggap transaksinya gagal karena listrik mati mendadak.
Pun, customer service mengatakan kepada kami, “tidak biasanya ada kasus seperti ini, biasanya yang terjadi justru sebaliknya. Pelanggan merasa dirugikan. Sementara ini, pihak bank-lah yang dirugikan, meski kesalahan berasal dari system kami,”
Hari itu juga, bukanlah final kepastian, kemanakah saldo tak terduga itu harus kami serahkan. Customer Service menyarankan kami untuk tidak mempergunakan uang sejumlah saldo tersebut, sampai ada keputusan dari pihak bank pusat. Padahal, sebelum kami bertemu dengan beliau, saldo di rekening itu telah berkurang sejumlah 100rb.
Sepekan kemudian, Customer Service bank tersebut menelepon kami, memberitahukan bahwa, memang telah terjadi kesalahan system pencatatan saldo pada rekening abi. Selanjutnya, ATM abi sementara diblokir sampai saldo yang tersisa di rekening mencukupi untuk mengembalikan sejumlah saldo yang salah ke pihak bank. Hari itu juga, meski persediaan bulanan kami telah menipis, Alhamdulillah masih bisa kami sisihkan sejumlah kekurangan 100rb, ditransfer ke rekening abi. Sehingga beres juga kasus ini.
Alhamdulillah, meski dengan begitu, harapan kami untuk mengangsur cicilan koperasi melayang, kami… tetap bersyukur diberi nikmat kejelian dan ketelitian dalam membedakan mana yang menjadi hak kami atau bukan. Semoga Allah swt memberikan jalan lain yang lebih baik dari ini semua. Amien.

Komentar

Postingan Populer