...

Alhamdulillah…
Damainya pagi menjelang siang ini… selayang pandang mentari memantulkan hamparan cahaya putih di permukaan birunya langit, yang menaungi rimbun pepohonan di sebelah selatan dari posisiku saat ini. Burung-burung berkicau riang, diselingi suara-suara tawa manusia, atau sekedar rajukan manja anak-anak. Musik instrumental mengalun merdu. Saat yang tepat untuk bersyukur. Saat yang tepat untuk melampiaskan rasa syukur itu ke dalam pemenuhan-pemenuhan kewajiban yang tiada hentinya mengalir, meski tak secepat berlarinya waktu. Tapi sejenak, biarkan aku diam. Dalam usaha menahan kantuk ringan yang menyerang, dalam usaha memulihkan kondisi tubuh yang sedang dihinggapi makhluk-makhluk kecil yang menggelitik batang tenggorokanku, ijinkan aku diam…sejenak saja. Takkan lama. Sejenak menikmati damai yang telah dan kelak akan selalu kurindukan di kala penat menyergap.
Alhamdulillah…
Dalam diam, aku bersyukur. Aku masih hidup. Aku masih bersama manusia-manusia yang damai itu. Alhamdulillah… aku bahagia.
Sayang sekali dalam diamku, aku tak mengetahui, gejolak yang terjadi di luar sana, apa yang terjadi dengan saudara-saudaraku yang saat ini tengah berjuang.
Maafkan aku, saudaraku…maka dalam diam ini, sejenak, seuntai doa untukmu semua…semoga dalam kondisi apapun yang tengah kalian hadapi, meski dalam gejolak dan perjuangan, kalian semua tetap dianugerahi jiwa yang tenang dan damai…amien.
Asal jangan tidur aja ^_^

Komentar

Postingan Populer