G yg Tak Habis dibicarakan

Makin kumengerti kenapa diri ini agak kurang sense dalam acara kumpul-kumpul tanpa tujuan yang pasti. Seolah waktu adalah hal yang sangat berharga bagiku. Namun semoga bukan menjadikan diriku tak senang dengan silaturahim. Meski dulu mungkin diriku memang tipe anak rumahan.
Ternyata memang satu kebiasaan yang lazim dimana-mana hampir selalu ada untuk membumbui sebuah acara ngumpul tanpa tujuan besar yang pasti. Yaitu meramaikan suasana dengan perbincangan tentang
orang lain. Itulah wanita. Di mana-mana, yang kutemui, termasuk diriku terkadang juga terlibat di dalamnya. Kecuali dalam acara-acara khusus seperti kajian ilmu agama, atau rapat. Porsi kebiasaan itu bisa berkurang atau tidak ada sama sekali. Dan apakah itu juga yang menjadikan majelis ilmu agama sepi dari kaum Hawa?
Tidak tahu pasti.
Namun kebiasaan membicarakan orang lain atau dalam kamus dien kita, kita sebut ghibah, hampir selalu menjadi wabah yang sebenarnya lumayan berbahaya. Hal-hal yang mungkin tiada kita sadari atau kita khilaf adalah
1. Bukankah ghibah diumpamakan seperti memakan bangkai saudara kita? Tidakkah kita merasa jijik?
2. Bukankah dien kita mengajarkan untuk mencintai sesama kita seperti kita mencintai diri kita sendiri
3. Bukankan dien kita juga mengajarkan untuk berlaku lemah lembut kepada sesama kita dan saling menguatkan dalam kebersamaan?
4. Bukankah dien kita juga mengajarkan bahwa bersabar terhadap kelakuan saudara sesama dalam pergaulan lebih utama daripada menyendiri? bersabar tentu tidak sama dengan mengeluhkan kelakuan kawan kita pada orang lain.
5. Bukankah ketika kita menemukan kawan untuk berghibah ria, maka, belum tentu kita juga aman dibicarakan oleh kawan kita dengan orang lain?
6. Bukankah kita juga belum tentu senang dibicarakan atau dicap begini begitu oleh orang lain tanpa sepengetahuan kita?
Baru itu pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam rangka menghentakkan diri ini untuk mengurangi, menghindar bahkan menjauh dari kebiasaan sederhana yang tak sederhana akibatnya. Lebih mantap lagi ketika kita sanggup menghentikan diri dan juga kawan-kawan kita dari perbincangan seru namun dipertanyakan faedahnya. Semoga kita mendapat penjagaan dari Allah swt. aamiin

Komentar

Postingan Populer