Pekerjaaanku...


Meski aku menghabiskan tiga perempat waktu siangku di kantor, tapi aku lebih senang dengan jabatanku sebagai ibu rumah tangga, istri dari suamiku, ibu dari anak-anakku, yang tentu saja membuatku harus berkutat dengan pekerjaan rumah sambil mengasuh anak-anak. Sementara di kantor, aku bisa duduk di depan komputer, atau melanglang berjumpa dengan rekan kerja untuk membicarakan agenda besar lembaga, atau sekedar membicarakan cerita keseharian. Sehingga jika pekerjaan relatif beres, aku lebih senang di rumah meski porsi kerjaku di kantor berkurang.
Meski setiap jam, setiap menitku di kantor bernilai uang, tapi aku lebih senang dengan kegiatanku di pertemuan majelis ilmu bersama ibu-ibu dan anak-anak, yang tentu saja, tidak ada upah berwujud uang. Sehingga terkadang, aku harus rela dengan porsi kerjaku di kantor yang berkurang, yang berimbas pada pemotongan gaji. Tapi aku masih bersyukur, sebagian kecil hasil kerja keringatku bisa disalurkan untuk memberi sedikit bahan bakar di setiap pertemuan majelis ilmu yang sering kali minim dana.
Sementara ini aku juga sedang menabung.
Sehingga tabunganku cukup...Dan porsi kerjaku di kantor mungkin akan semakin berkurang.
Karena aku ingin menuntut ilmu lebih banyak lagi.
Karena semakin hari aku semakin haus akan ilmu.
Aku akan mencari guru terbaik untuk ilmuku dengan bahan bakar yang aku punya.
Belajar dan belajar lagi.
Agar memberi manfaat lebih banyak lagi.

Komentar

Anonim mengatakan…
Ya semoga apa yang dicitacitakan cepat terwujud dan bisa diaplikasikan dalam kehidupan seharihari.
Tapi perlu diingat bahwa semua itu tidaklah semudah seperti orang membalik telapak tangan , memang semua butuh pengorbanan mulai dari tenaga, fikiran, uang dan juga keluarga yang ditinggal pergi walau sesaat.
Dari kesimpulan yang aku mengerti dari semua ITU ADALAH ILMU MEMANG HARUS DICARI DAN DIKAJI HINGGA AKHIR HAYAT.
"Tuntutlah ilmu mulai dari ayunan hingga ke liang lahat"

Postingan Populer